Menyalakan Harapan dari Desa: Ketika Elnusa Petrofin Menjawab Ketahanan Pangan dan Energi
Bakawal, JAKARTA - Di sebuah desa kecil bernama Sapa Barat, di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, pagi datang dengan kabut tipis yang menggantung di ladang-ladang rumput. Di sinilah, sebuah bangunan sederhana berdiri tegak: kandang komunal untuk penggemukan sapi. Tapi bagi warga sekitar, tempat itu bukan sekadar kandang. Ia adalah simbol dari harapan baru tentang bagaimana sebuah desa bisa bermetamorfosis melalui kerja sama yang tulus antara masyarakat, pemerintah, dan Perusahaan.
Program ini bernama Si Manis, akronim dari Sapi Ternak Sapa Maju dan Laris, yang digagas oleh PT Elnusa Petrofin (EPN), anak usaha PT Elnusa Tbk dan bagian dari Pertamina Group. Sebuah program CSR yang lahir dari semangat menghadirkan perubahan nyata,
Desa Adalah Masa Depan Pangan Nasional
Di sisi lain, Pemerintah terus mendorong perusahaan untuk menjadikan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) sebagai bagian integral dari upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. Seiring dengan semakin besarnya Dana Desa yang mencapai Rp 500 triliun per tahun peran pendampingan dari pihak swasta dinilai krusial untuk memastikan pemanfaatannya lebih berkualitas dan berkelanjutan.PT Elnusa Petrofin mungkin lebih dikenal sebagai pemain penting dalam distribusi energi nasional. Tapi beberapa tahun terakhir, perusahaan ini mulai merintis jalur sosial yang lebih dalam. Melalui program Petrofin Peduli, Elnusa Petrofin memperluas cakupan CSR-nya dari program kebencanaan dan pendidikan, hingga kini menyentuh akar penting dari isu nasional: ketahanan pangan.
“Bagi kami, CSR bukan hanya tentang membangun fasilitas. Ini tentang hadir dan tumbuh bersama masyarakat,” ungkap Putiarsa Bagus Wibowo, Head of Corporate Communication Elnusa Petrofin.
Program Si Manis adalah contoh konkrit dari pendekatan itu. Bekerja sama dengan BUMDes Sapa Barat, Elnusa Petrofin membangun fasilitas kandang komunal yang aman dan higienis, melatih warga dalam pembuatan pakan tinggi protein, serta memperkenalkan sistem pemeliharaan ternak yang terstruktur dan produktif.
Sebelumnya, warga memelihara sapi secara liar dilepas di kebun atau pekarangan tanpa sistem pengawasan. Akibatnya, kasus pencurian, kematian ternak, hingga hasil pertumbuhan yang tidak optimal menjadi masalah yang terus terjadi. Kini, semua berubah.
“Ini bukan soal ternak saja. Tapi tentang bagaimana petani dan peternak lokal bisa melihat potensi mereka sendiri, dan menjadikannya sumber kesejahteraan,” kata Putiarsa.
Dari Ternak ke Teknologi: Mimpi Besar Si Manis
Si Manis dirancang untuk berkembang. Elnusa Petrofin tengah menjajaki pengembangan berbasis Smart Farming, termasuk pemantauan suhu tubuh ternak, CCTV pemantau jarak jauh, serta panel surya sebagai sumber listrik hijau untuk kebutuhan kandang.Limbah ternak pun tak dibiarkan menumpuk. Akan diolah menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan oleh petani sekitar untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
Lebih dari itu, kandang juga akan menjadi pusat pelatihan, baik bagi masyarakat maupun karyawan Petrofin yang memasuki masa purnatugas—sebuah pendekatan sosial yang menyeluruh, dari sisi ekonomi, edukasi, hingga keberlanjutan lingkungan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa perusahaan energi juga bisa menjadi bagian dari solusi pangan. Kami ingin desa-desa di sekitar wilayah operasional kami menjadi contoh kemandirian,” ujar Putiarsa.
Melampaui CSR: Ketahanan Energi dan Sosial Berjalan Seiring
Apa yang dilakukan Elnusa Petrofin di Minahasa Selatan bukanlah aksi tunggal. Sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, Petrofin telah menjalankan lebih dari 950 program CSR di seluruh Indonesia.Di sektor energi, mereka memperluas jangkauan distribusi hingga ke wilayah 3T seperti Papua menggunakan skema multimoda, mengombinasikan moda darat dan udara. Di sektor industri, mereka menjalin kerja sama dengan PLN, supplier energi, dan lembaga pendidikan demi memastikan pasokan energi nasional berjalan efisien dan berkelanjutan.
Inovasi teknologi pun tak ditinggalkan. Sistem Road Traffic Control (RTC), RADAR untuk pelacakan armada, hingga digitalisasi Journey Risk Management menjadi bagian dari komitmen perusahaan terhadap HSSE (Health, Safety, Security, and Environment).
“Energi bukan sekadar bahan bakar. Ia adalah penggerak kehidupan. Karena itu, kami berkomitmen agar energi dan kehidupan sosial berjalan berdampingan,” tegas Putiarsa.
Kolaborasi Jadi Jalan Tengah Menuju Kedaulatan
Program seperti Si Manis mungkin tampak kecil bila dibandingkan besarnya tantangan swasembada pangan. Tapi seperti benih yang tumbuh dari ladang sunyi, ia membawa harapan. Harapan bahwa masa depan Indonesia tidak hanya dibangun dari gedung-gedung tinggi di kota, tetapi juga dari lumbung-lumbung kecil yang tumbuh mandiri di desa.Elnusa Petrofin menunjukkan bahwa dunia usaha bisa lebih dari sekadar pencetak laba. Ia bisa menjadi bagian dari perubahan. Bukan hanya di buku laporan, tetapi di kehidupan nyata masyarakat.
"Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Elnusa Petrofin memilih untuk turun langsung ke desa, lewat program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat,” pungkas Putiarsa.
ADMIN